Sawahlunto,metrotalenta.online– Setelah ditetapkannya Kota Sawahlunto sebagai bagian dari Zona Inti Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) oleh UNESCO pada tahun 2019, bebagai upaya Pelestarian dilakukan oleh Pemerintah Kota untuk Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan atas legitimasi tersebut.
Bahagian penting dari upaya tersebut adalah berkolaborasi dengan Hexahelix agar Penguatan Ekosistem WTBOS berjalan dengan baik dan pemanfaatannya bisa berdampak terhadap kesejahteraan Masyarakat. Kolaborasi Hexahelix terdiri dari Komunitas atau Masyarakat, Pemerintah, Dunia Bisnis, Akademisi dan Agregator.
Salah satu bentuk perwujudan dari Kolaborasi Hexahelix dengan Akademisi diantaranya adalah penandatanganan Kesepakatan Kerjasama melalui MoU (Memorandum of Understanding) antara Universitas Brawijaya Kota Malang dengan Pemerintah Kota Sawahlunto pada 12 Juni 2022 yang lalu berlokasi di Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya, Malang.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Sawahlunto, Hilmet mengungkapkan bahwa Kegiatan-kegiatan yang disepakati dalam kerjasama tersebut mencakup Tri Dharma Pendidikan Tinggi dalam hal penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan dunia pendidikan.
“Pemerintah Kota Sawahlunto bersama Universitas Brawijaya berkomitmen untuk melakukan pembuatan media berbentuk prevesi berbasis augmented reality dan virtual reality untuk peninggalan-peninggalan budaya dan pariwisata di Kota Sawahlunto” kata Hilmet saat dikonfirmasi oléh awak media, Kamis (30/05/2024)
Dia menuturkan, saat ini telah dilaksanakan aksi-aksi tindak lanjut oleh kedua belah pihak, salah seorang Dosen Universitas Brawijaya, Muhammad Rosyihan Hendrawan bersama tim sedang melakukan riset di Kota Sawahlunto terkait dengan WTBOS. Riset berjudul “Membangun Akses Informasi Warisan Budaya Dunia Kota Sawahlunto melalui Pengembangan Taksonomi dan Repositori Warisan Budaya. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan di Sawahlunto.
“Riset dan kajian dimulai dengan mengumpulkan data data dan fakta melalui wawancara ke OPD terkait yaitu Dinas Kebudayaan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan serta ke tokoh-tokoh dan lembaga terkait. Merujuk kepada Kategorisasi Warisan Budaya hasil Convensi UNESCO 2003 terkait Warisan Budaya Benda dan Warisan Budaya Tak Benda, data-data yang diperoleh di olah oleh tim peneliti dari Brawijaya” paparnya
Sementara itu, Kepala Bidang Kesenian, Sejarah dan Nilai Budaya, Syukri yang mendampingi Kadisbud ditempat terpisah menyampaikan bahwa data-data yang ada saat ini yaitu berupa kumpulan konten ragam objek Warisan Budaya (benda dan tak benda) dikelola oleh lembaga memori yang ada di Sawahlunto seperti Museum, Arsip dan Perpustakaan yang terdiri dari Foto, Video, Narasi, Buku dan ragam konten lainnya.
Konten-konten tersebut kemudian dikelompokan menggunakan pendekatan Taksonomi, yaitu sebuah alat bantu untuk mengorganisasikan objek Warisan Budaya melalui kategorisasi yang bertujuan untuk memudahkan pengorganisasian serta akses informasi yang efektif dan efisien ke objek Warisan Budaya.
“Diseminasi dari konten-konten yang sudah terkategorisasikan dikelola oleh sebuah tools yang dirancang khusus untuk mengumpulkan, mengorganisasi, melestarikan, dan menyediakan akses informasi terhadap ragam objek warisan budaya (benda dan tak benda). Repositori akan menjadi rujukan sumber informasi bagi setiap orang untuk mendapatkan data-data terkait dengan WTBOS yang akan bermanfaat untuk setiap kalangan” kata Syukri.
Hasil penelitian dari Tim Brawijaya tersebut telah menjawab kebutuhan Arsip Media WTBOS yang dibutuhkan bukan hanya oleh Kota Sawahlunto akan tetapi juga oléh tujuh Kabupaten dan Kota daerah Penyangga WTBOS yang berada di Provinsi Sumatra Barat.
Untuk tahap awal ujicoba Repositori telah dilaksanakan Forum Group Diskusi (FGD) di Dinas Kebudayaan Sawahlunto dengan menghadirkan Pimpinan lembaga memori dan OPD terkait serta narasumber yang berkontribusi pada riset dimaksud. FGD dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Mei 2024 mulai pukul 09.00.
Kegiatan ini dihadiri oléh Halomoan, PLH Kepala Dinas Kominfo Kota Sawahlunto beserta kepala bidang terkait dan staf, serta dihadiri juga oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan arsip.
Melalui tema “Diskusi Purwarupa Taksonomi dan Repositori Terintegrasi Warisan Budaya” diharapkan ini menjadi sebuah Platform bersama seluruh pemangku kepentingan dalam hal Arsip dan Pusat data WTBOS di Kota Sawahlunto.
Dari jalannya diskusi yang dipandu langsung oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan, Adrial, SS. M.Par yang diawali dengan paparan umum terkait konsep kategorisasi data melalui Taksonomi dan Repositori oleh tim peneliti yang disampaikan oleh Hendrawan dilanjutkan ujicoba purwarupa oleh tim, peserta diskusi mendukung untuk melanjutkan pengembangan dan pemanfaatan Tools Repositori ini dan juga tentunya memberikan saran dan masukan terkait penajaman-penajaman data kategorisasi oleh para peserta.
Pihak Universitas Brawijaya berharap hasil riset ini segera rampung dan bisa dihadiahkan untuk peringatan 5 tahun penetapan WTBOS pada tanggal 6 juli 2024 mendatang dan selanjutnya bisa dikelola oleh Pihak Pemerintah Kota Sawahlunto.
* Syukri/Marjafri