Sabtu, November 9, 2024

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Minta Pihak Berkepentingan Bersinergi Susun Program Pelindungan Dan Rencana Induk Pengembangan Dan Pemanfaatan WTBOS

More articles

Sawahlunto,Metrotalenta.online–Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Minta Pihak Berkepentingan Bersinergi Susun Program Pelindungan Dan Rencana Induk Pengembangan Dan Pemanfaatan WTBOS,Agar keberadaan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara maksimal, segenap stakeholder terkait di tujuh Kab/Kota beserta para pemilik aset untuk tidak berjalan sendiri-sendiri dalam menyusun program guna melindungi, merawat dan mengembangkan segenap infrastruktur warisan dunia tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, Hilmar Farid pH, D, pada kesempatan diskusi terbatas bersama segenap stakeholder terkait saat kunjungannya ke kota Sawahlunto, yang berlangsung di Balairung rumah dinas walikota Sawahlunto, Senin malam (16/1/2023)

Sebelumnya, Walikota Sawahlunto dalam hal ini Setdako Ambun Kadri dalam kata pengantarnya mengucapkan terimakasih atas kedatangan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI juga rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang bertujuan untuk lebih menggali dan mengangkat keberadaaan aset cagar budaya warisan dunia WTBOS yang telah diakui UNESCO agar memberikan manfaat nyata yang dapat dirasakan masyarakat secara maksimal.

Ambun Kadri juga memaparkan sejarah lahirnya kota Sawahlunto, perkembangan fase demi fase serta berbagai tinggalan warisan budaya juga berbagai upaya pelestarian situs cagar budaya yang ada terkait pemenuhan 16 catatan dari UNESCO dalam hal perawatan, pelestarian dan pelindungan aset yang ada bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya yang saat ini sudah berganti nama menjadi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumbar.

“Namun Untuk lebih memaksimalkan manfaat keberadaan WTBOS ini khususnya dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat yang berada di tujuh kota/kabupaten pemilik aset serta guna mendongkrak iklim pariwisata di Sumatera Barat, kami sangat mengharapkan dukungan dan Suport khususnya dari Kemendikbudristek.

Lebih jauh ia menyampaikan, “dikarenakan hal ini menyangkut tujuh kota/kabupaten yang ada di Sumatera Barat, diharapkan adanya kesamaan visi dalam upaya merawat, melestarikan dan mengembangkanya dengan duduk bersama agar kegiatan apapun yang akan diselenggarakan terkait WTBOS dapat saling melengkapi dan berkesinambungan diantaranya dengan pembentukan badan atau lembaga pengelola”.

Tanggapi apa yang disampaikan Setdako Sawahlunto, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, dalam sambutan pada kegiatan diskusi terbatas tersebut menuturkan bahwa selain pengelolaan, ia mengharapkan ketujuh kota/kabupaten tempat keberadaan aset cagar budaya tersebut untuk fokus dalam menggali dan menyusun program yang akan dilaksanakan kedepan agar manfaat dari keberadaan infrastruktur warisan budaya tersebut benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Untuk pengelolaanya tidak mesti oleh pemerintah tapi juga bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat umum termasuk masyarakat adat serta lembaga atau komunitas budaya yang difasilitasi oleh pemerintah daerah masing-masing” kata Hilmar Farid.

Ada tiga elemen yang mesti dilakukan, kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek yaitu yang pertama adalah penyusunan pedoman pelindungan atribut WTBOS yang dilengkapi dengan wacana revitalisasi kawasan secara menyeluruh serta diikuti dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan lembaganya.

Yang kedua adalah penyusunan rencana induk pengembangan dan pemanfaatan WTBOS yang tercermin dalam RPJMD Provinsi , Kota/Kabupaten dan yang ketiga pembentukan badan pengelola untuk melaksanakan agenda kerja.

“Para pemilik Asset diharapkan tidak berjalan sendiri-sendiri agar aset yang ada bisa memiliki nilai manfaat yang dapat dirasakan secara menyeluruh . Kalau tidak terpadu, hanya akan menjadi beban karena pembiayaan yang dikeluarkan dan sulit untuk bertahan secara berkelanjutan”

“Harus ada program yang terstruktur melingkupi seluruh infrastruktur yang ada karena tanpa program yang jelas dan berkesinambungan maka infrastruktur yang ada tidak akan memiliki nilai tambah hanya sebatas benda mati” kata Hilmar Farid.

“Saya sangat optimis kegiatan tersebut diatas bisa dilaksanakan dan perkembangannya dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan daerah lain karena kita punya banyak modal utama yaitu berbagai bangunan infrastruktur tinggakan warisan budaya. Jika masyarakat merasakan manfaatnya maka urusan pelindungan akan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan”pungkasnya .

Dalam sesi diskusi yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Sawahlunto, Hilmed, terungkap berbagai masukan, usulan dan harapan dari enam kota/kabupaten serta Pimpinan BUMN pemilik aset yang hadir serta wacana keberlanjutan dari diskusi ini yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Syaiful untuk melakukan pertemuan atau diskusi susulan dalam waktu dengan bersama seluruh stakeholder pemilik aset WTBOS serta lembaga/komunitas pegiat budaya.

Selain Dinas Kebudayaan dari tujuh kota/kabupaten serta Pimpinan/utusan dari segenap BUMN diantaranya PTBAUPO, PTKAI, PELINDO, juga hadir pejabat Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) III Wilayah Sumatera Barat, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sawahlunto yang terkait, Camat dan Lurah tempat keberadaan aset WTBOS kota Sawahlunto.

*Marjafri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

iklan

iklan

Latest