Bukittinggi,metrotalenta.online–Pelaku penyimpangan seksual dari kelompok LGBT kian marak menjajakan diri sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Kota Bukittinggi. Dalam dua hari terakhir, tujuh pria dapat diduga LGBT yang berprofesi sebagai PSK terjaring razia penyakit masyarakat (pekat) Satpol PP Bukittinggi.
Kasat Pol PP Bukittinggi, Joni Feri menyebut, tren kelompok LGBT yang terjaring razia pekat oleh pihaknya terus meningkat akhir-akhir ini. Mereka memiliki aplikasi sendiri dan kebanyakan beroperasi di penginapan-penginapan.
“Untuk kos-kosan tidak banyak kita temukan, karena kontrol sosial dari masyarakat pada umumnya masih sangat baik,” kata Joni, kemarin (6/11).
Ia membeberkan, dari pengakuan mereka yang sudah pernah terjaring dan diamankan, alasan mereka menjadi seorang LGBT salah satunya dikarenakan pernah menjadi korban aksi penyimpangan seksual.
“Pertama, diawali dengan pernah menjadi korban. Kemudian memang orientasi seksual penyuka sesama jenis,” tutur Kasat.
Selain itu lanjutnya lagi, persoalan ekonomi juga menjadi faktor yang mendorong terduga PSK untuk memilih profesi tersebut. Meskipun begitu, juga ditemukan bahwa sebagian dari mereka memiliki pekerjaan lain.
Artinya menjadi PSK bukanlah pekerjaan utama mereka.“Untuk terduga PSK yang terjaring kali ini akan diberikan sanksi administrasi dan diwajibkan untuk mengikuti beberapa tes kesehatan dan tes HIV,” ucapnya.
Joni menekankan, pihaknya masih terus mencari solusi bagaimana agar pekat ini dapat ditekan bahkan dinolkan di Kota Bukittinggi. Ia mengakui saat ini belum memiliki formula untuk menangani atau semacam rehabilitas bagi terduga gay.
Satpol PP Bukittinggi kata dia, sudah sempat melakukan studi koordinasi dengan Satpol PP Kota Medan dan melakukan penjajakan dengan salah satu pusat rehabilitasi di kota tersebut.
“Kita melakukan penjajakan dengan salah satu panti rehabilitasi di Medan, hanya saja terkendala dengan wilayah kerja. Sehingga kita tidak bisa mengirimkan tangkapan kita untuk direhabilitasi di sana. Saat ini kita terus melakukan koordinasi dengan dinas sosial untuk mencarikan pusat rehabilitasi untuk terduga LGBT ini,” tuturnya.
Ditambahkan, Pemko Bukittinggi saat ini giat menggelar operasi mengantisipasi maraknya kelompok LGBT dan cinta sesama jenis yang memanfaatkan hotel-hotel dan penginapan di kota itu untuk berkumpul dan berbuat asusila.
Joni juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk dapat berperan aktif agar bisa terus menekan pekat di kota itu.( Zlk )*