Kab. Mojokerto,Metrotalenta.online–BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) menggelar sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana dan pencegahan Stunting bersama Mitra melalui Sinau Bareng Mbah Nun dan Kiai Kanjeng pada Milad ke – VII Pondok Pesantren (Ponpes) Segoro Agung di Kecamatan Trowulan, Kab. Mojokerto. Jumat (15/4/2022) pukul 21.00 Wib hingga pukul 01.30 Wib.
Acara yang bertemakan “Mikul Duwur Mendem Jero dan Kenali Risiko stunting” dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Deputy Adpin BKKBN Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kaper BKKBN Jatim Dra Maria Ernawati M.M., beserta jajaran,
Hadir juga Kepala Biro Umum dan Humas BKKBN Drs. Putut Riyatno, M.Kes., Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Pendiri dan pimpinan Ponpes Segoro Agung Kiai Bimo, para santri dan dan para tamu undangan lainnya.
Pak Teguh panggilan Deputy Adpin BKKBN menerangkan Satu dari empat balita saat ini yang ada di Indonesia tergolong stunting. “Balita stunting pendek tapi tidak semua yang pendek stunting, kalau stunting pasti pendek,” ujar Pak Teguh
Penyebab stunting menurut pak Teguh antara lain kekurangan asupan gizi dimasa dalam kandungan, dan adanya infeksi yang berulang ulang.
“Stunting harus dicegah. Kenapa harus dicegah, pertama karena jumlah stunting sangat tinggi. Kedua, faktor masa depannya. Karena menurut ahli IQ balita stunting 15 poin di bawah IQ normal. Dan karena pendek tidak bisa masuk di Polisi dan Akabri, dan ketiga rentan terkena penyakit,” ujar Pak Teguh.
Semangat bersama diperlukan, jangan sampai Balita terkena stunting. Setidaknya ada 3 cara yang disampaikan pak Teguh untuk mencegah stunting.
Pertama adalah Remaja yang mau menikah, 3 bulan sebelumnya harus diperiksa kesehatannya, untuk mengetahui kesehatannya, antara lain zat besi dalam tubuh.
Kedua, bagi ibu hamil penting harus diperiksa kandungannya minimal 4 kali. “syukur syukur bisa periksa 6 kali,” ujar pak Teguh.
Ketiga, Balita yang lahir sampai usai 6 bulan harus mendapat asupan Asi Eksklusif artinya minum Asi tanpa pendamping makanan lainnya. usia 6 bulan hingga 2 tahun baru dikasih makanan pendamping Asi.
“ilmunya ada di desa desa, kader kader, bidan, penyuluh KB paham betul akan pencegahan stunting. Kita hanya mengingatkan saja. Dan memohon ke mbah Nun untuk menegaskan lagi,” pungkas pak Teguh.
Sementara itu Mbah Nun (Emha Ainun Najib) menjelaskan yang dicegah bukan hanya stunting fisik akan tetapi kesehatan spikologis juga diperhatikan dengan serius. “Hati dan jiwa harus dijaga,” ungkap mbah Nun.
Penjelasan yang sangat gamblang dan padat isi yang disampaikan pak Teguh, mendapat perhatian serius dari para hadirin yang hadir. Hal itu terlihat jelas, aplaus ketika pak Teguh menerangkan stunting dan cara pencegahannya.
Acara sosialisasi stunting dengan cara menggandeng penceramah mbah Nun atau sering biasa disebut Cak Nun (Ainun Najib) patut diapresiasi. Dengan pendekatan secara langsung kepada remaja yang ada di Ponpes Segoro Agung, diharapkan dapat memberi pengetahuan secara jelas bagaimana mempersiapkan diri untuk berkeluarga, dan bagaimana mempunyai bayi yang sehat lepas dari stunting. @red.