Pasaman,metrotalenta.online—-Miris sekali melihat kondisi tiga Balai Benih Ikan (BBI) yang berada di Kabupaten Pasaman tarutama BBI Beringin yang berada di Kecamatan Rao Selatan.
Pasaman yang terkenal sebagai sentra ikan air tawar di Sumatera Barat dengan luas kolam ikan ribuan hektar tapi petaninya tidak mendapatkan bibit yang berkwalitas.
Harapan petani ikan di Kabupaten Pasaman untuk mendapatkan Bibit yang berkwalitas baik dengan harga terjangkau ternyata hanya harapan semua bekaka.
Kabid Perikanan Zulfia,saat ditemui oleh beberapa awak diruang kerjanya menyampaikan
“Untuk tahun 2024 biaya operasional BBI kami nol,jangan kan untuk biaya perawatan dan pengadaan induk baru untuk pakan saja tidak ada biaya. Kami harus putar otak agar BBI ini bisa tetap beroperasi.
Sekarang,induk induk ikan di BBI Beringin kepala nya sudah besar besar karena kekurangan pakan.
Bibit ikan yang terjual pun kadang tidak mampu untuk menutupi biaya operasi jelas Zulfia.
Sementara itu Simuih,salah seorang petani ikan dari Rao kepada awak media menyampaikan keluhannya
‘BBI Beringin ini minim manfaatnya bagi kami petani,sekarang bibit harus kami beli ke maninjau. Persediaan bibit di BBI sini tidak mencukupi dan juga kwalitasnya kurang bagus sehingga jarang kami pakai bibit BBI Beringin untuk dibudidayakan keluh Simuih.
Wan Vibowo dari LSM Intel Tipikor menyangkan kondisi ini.
“Tahun 2022 ada anggaran DAK 1,5 M, tahun lalu 2023 anggaranya tinggal 25 juta,eh sekarang malah ‘jatuah tapai’ hingga nol.
Ada apa ini. Tanya Wan
Miris sekali melihat kondisi ini, masa Pasaman sebagai sentra ikan air tawar di Sumbar tapi petaninya tidak dapat bibit ikan yang berkwalitas. Parah sekali perhatian pemda,masa untuk operasional BBI saja anggarannya nol besar.
Jelas ini menyangkut hajat hidup dan peningkatan ekonomi petani.
Berbanding terbalik dengan anggaran pemilihan uda uni Pasaman yang meriah dan glamour,padahal tidak ada dampak ekonominya bagi masyarakat banyak.
Ada apa dengan Pemda Pasaman ?
tanya Wan Vibowo..(jt)
