Lubuk Sikaping,Metrotalenta.online–Amril Amir: Kontribusi Untuk Bangsa Bukan Lagi Dengan Angkat Senjata, Mayjen TNI (Purn) Amril Amir Dt. Palindih, Ketua DHD BPK (Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangaan) 45 Provinsi Sumbar (Sumatera Barat), mengingatkan kontribusi untuk bangsa saat ini bukan lagi melalui angkat senjata melawan penjajah karena zaman itu sudah berlalu.
“Kalau pun masih ada pelaku sejarah, dipastikan jumlah yang tersisa tidak seberapa,” kata Amril di Lubuk Sikaping, ibukota Pasaman, Selasa (26/10/2021). Amril berada di Lubuk Sikaping untuk memimpin pengukuhan DHC PKB (Dewan Harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan) 45 Kabupaten Pasaman. Kegiatan pengukuhan dilakukan di Makodim 0305/Pasaman.
Dijelaskan Amril, sebagai ormas (organisasi kemasyarakatan) yang didirikan oleh Presiden RI pertama, Soekarno, DHD BPK 45 Sumbar memiliki cara-cara tersendiri untuk memberi kontribusi bagi negeri ini, yang disesuaikan dengan tuntutan kondisi saat ini. “Setidaknya ada tiga upaya yang bisa dilakukan semua pihak yang tergabung ke dalam organisasi ini untuk memberi kontribusi bagi negeri,” katanya.
Ketiga upaya dimaksud, menurut Amril, yaitu menggali sejarah, menghidupkan budaya dan kearifan lokal. Amril mencontohkan di Pasaman, yang banyak menorehkan sejarah dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Sejumlah sejarah itu ada yang sudah terangkat ke permukaan seperti perjuangan Tuanku Imam Bonjol, Perang Paderi, dan lainnya. “Dipastikan masih banyak peristiwa sejarah yang belum tergali,” katanya.
Tugas DHD, menurut Amril, menggali dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang peristiwa-peristiwa bersejarah yang belum terangkat ke permukaan, untuk kemudian mensosialisasikan ke tengah masyarakat, dan memetik nilai-nilai positif dari perjuangan itu, terutama dari sisi jiwa dan semangat para pejuang di negeri ini untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Upaya lain, menurut Amril, adalah menggali budaya lokal yang hidup di tengah masyarakat, untuk kemudian berupaya melakukan transformasi ke dalam kehidupan sehari-hari. “Kita di Minangkabau punya banyak budaya yang diwariskan secara turun-temurun,” katanya. Masih ada di antara budaya itu yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat, selain juga sudah tidak sedikit yang hilang ditelan zaman.
Amril menunjuk contoh di pesta perkawinan di tengah komunitas masyarakat Minangkabau yang terjadi sejak beberapa waktu belakangan. Disebutkan, sebagian besar pesta perkawinan di Minangkabau saat ini dihiasi oleh kegiatan hiburan yang tidak bersumber dari budaya lokal seperti gelaran orgen tunggal dan lainnya. “Padahal, betapa banyak budaya lokal yang bisa digunakan untuk memeriahkan pesta perkawinan seperti pertunjukan randai, talempomg, dan lainnya,” kata Amril.
Tugas anggota DHD, menurut Amril, menggali budaya-budaya lama Minangkabau, untuk kemudian berupaya mentransformasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah ini. Dengan demikian, disebutkan Amril, diharapkan komunitas masyarakat di Minangkabau hidup dengan budaya dan tradisi yang diwarisi turun-temurun, yang diyakini sarat dengan nilai yang baik-baik.
Upaya lain, menurut Amril, adalah menggali kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat. Dikatakan, setiap anggota masyarakat memiliki kearifan lokal masing-masing., Banyak di antara kearifan lokal itu mengandung nilai yang sarat dengan kebaikan dan kebajikan. “Tugas kita di DHD untuk menggali kearifan lokal, yang kemudian berupaya mentransformasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya. (syf)