Minggu, Desember 22, 2024

Het Rijk Pasaman Op Sumatra’s Westkust. “Kerajaan Di Pasaman Di Pantai Barat Sumatera”

More articles

Sumatera Barat, Metrotalenta.online–Het Rijk Pasaman Op Sumatra’s Westkust. “Kerajaan Di Pasaman Di Pantai Barat Sumatera” Disadur dari = Surat Kabar Sumatra Courant 1 Okt. I864.

Di antara berbagai kerajaan – kerajaan yang ditemukan di pantai barat Sumatera, wilayah Pasaman yang saat ini hampir seluruhnya tidak berpenghuni terletak di sebidang tanah yang tidak terlalu kecil sehingga cocok bagi orang Eropa yang giat untuk menetap dan secara bertahap berubah menjadi produktif untuk menciptakan kembali lanskap.

Saat ini Pasaman hampir sepenuhnya tidak berpenghuni. Menurut tradisi lisan hal ini disebabkan oleh serbuan kaum Padri, yang membuat orang-orang muda dan kuat serta orang-orang tua dan jompo mengangkat senjata . Pada sisi lain, kondisi ini dihubungkan dengan tirani mantan jang-di-pertoean, yang didukung oleh para doebalangnya yang memiskinkan penduduk.

Apapun itu, keadaan ini di yakini berasal dari salah satu kasus diatas , bahwa kerajaan “Pariet-batoe ” yang pernah berkembang pesat menjadi mati , dan orang-orangnya mencari tempat atau perkampungan yang lebih aman.

Bahwa kerajaan ini pasti pernah berkembang dan makmur, jejak kemewahan dan kemegahan, yang masih dapat ditemukan di beberapa kampung menjadi saksinya.
Meskipun dalam tulisan Mr. Pruijs van der Hoeven yang berjudul “Sebuah pengantar tentang Sumatra,” pada bagian kedua halaman 58, merekomendasikan Tikoe sebagai sebuah perusahaan budaya (perkebunan dll) , kami lebih memilih lokasi kami sebutkan di latar depan dalam hal ini.

Tikoe dan sekitarnya tidak direkomendasikan untuk orang-orang Eropa dikarenakan udara panas di sana yang hampir tak tertahankan. Lahan-lahan yang tidak diolah sebagian besar berada di pantai yang telah dibangun kembali oleh laut, sehingga lahan-lahan ini hanya cocok untuk budidaya tanaman kelapa. Tanahnya berawa, sehingga orang Eropa di sana di khawatirka akan terserang penyakit demam rawa. Di samping itu tentu saja Tuanku Tikoe tak akan begitu saja menyerahkan tanahnya kepada pengusaha Eropa mengingat pertempuran sengit antara dia dan tuanku Kenaille baru-baru ini terjadi menyangkut perseteruan untuk sebidang tanah.

Kami ingin mencoba mengatakan sesuatu yang berbeda tentang lanskap Pasaman.

Meskipun kami telah memandang ke belakang dengan semacam nostalgia tentang perjalanan bangsa yang besar, kami tidak akan berkecil hati untuk merekomendasikan lanskap yang karena luas dan lokasinya, tidak kalah dengan provinsi-provinsi kami yang ada di Belanda.

Lanskap Pasaman dimulai di kampung Sasak, sebuah desa nelayan di Laut Hindia, sungai Kapar dan Pasaman. Jika sungai Kapar ditelusuri dari sini dengan kano ke Si-alang, kita akan melihat suasana hutan tak berujung di mana ditemukan jenis kayu yang baik untuk kapal maupun bangunan rumah. Di sini pengusaha hanya perlu menebang dan membiarkan kayu tenggelam dan mengapung mengikuti arus sampai ke pantai.

Jika kita pergi dari kampung Si-alang ke kampung Kapar yang terletak di sungai dengan nama yang sama , mata kita akan bertemu dengan areal persawahan yang indah. Naik lebih tinggi, yaitu ke Pariet-batoe, di mana tempat duduk Jang-di-pertoean, tanahnya cocok untuk budidaya tebu di tambah debit sungai yang cukup untuk kebutuhan pabrik dan perkebunan .

Akan terlalu panjang untuk menyebutkan semua potensi yang ditawarkan negeri ini . Jalan-jalan di lanskap ini sedemikian rupa sehingga hanya dengan penambahan sediki kerikil dapat membuatnya kembali menjadi jalan kereta dan kami terkejut bahwa transportasi kopi tidak lewat di sini namun melewati jalan yang memutar . .

Dalam segala hal, lanskap ini menawarkan peluang kesempatan yang lebih baik untuk di jadikan pemukiman Eropa atau apa pun yang Anda ingin menyebutnya. Suhu termometer tidak pernah naik di atas 70 derajat F., dan tanahnya yang subur cocok untuk menumbuhkan buah-buahan Eropa.

Selain kayu-kayu hutan yang bagus , di sini juga terdapat tumbuhan rotan yang berlimpah, getah-pertjah, getah-ballam, damar, kamper, dan emas dan di sana konon besi juga ditemukan di dekat Aoer-koening.

Kami merekomendasikan bagian ini untuk memperlihatkan bahwa di Sumatra masih menawarkan bidang tanah yang luas untuk pembangunan, tanpa orang Melayu merasa tersinggung dengan hak-hak domestiknya atau “adat” oleh ekspansi semacam ini.

Orang Melayu tahu betul bahwa tanah yang terbengkalai tidak dapat digunakan, bukan hanya karena kekurangan tenaga , tetapi juga karena biaya yang di butuhkan untuk itu.

Jang-di-pertoean adalah seorang pemuda yang sangat beradab yang akan dengan senang hati melihat kerajaannya yang sekarang sudah bobrok kembali ke kemegahannya sepereti semula. Dia lebih suka memberi orang tua 100 bidang tanah untuk bangunan, daripada menanam 10 pohon kopi yang menyebabkan masalah bagi penduduk karena tak menghasilkan keuntungan.

Kami akan merasa senang melihat elemen Eropa dapat berkembang lebih luas di Sumatera dan kekayaan hasil buminya dapat terangkat . Didukung dan ditopang dengan modal serta tekhnologi industri Belanda, harapan akan kemajuan di bawah pemerintah federal saat ini akan dapat terwujud.

Sumber tulisan = Sumatra Courant 1 Okt. I864
Sumber foto = poestahadepok. blogspot. com/2020/04/sejarah-air-bangis
* Marjafri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

iklan

iklan

Latest