Selasa, Desember 10, 2024

Pemko Sawahlunto Dan UNESCO Launching Pameran Temporer “Carito Dari Ombilin”

More articles

 

Sawahlunto,metrotalenta.online–Pemko Sawahlunto Dan UNESCO sebagai Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang telah menobatkan Kota Sawahlunto, provinsi Sumatera Barat sebagai Kota Warisan Dunia kembali menunjukkan dukungannya dalam menggali, melestarikan dan mempromosikan kota yang identik dengan tambang batubara underground tertua di Asia Tenggara tersebut dengan melakukan penelitian, pendokumentasian berbagai kisah yang bersumber dari anak cucu keturunan buruh tambang batubara Ombilin sejak dari jaman kolonial Belanda sebagai salah satu dari lima strategi interpretasi Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.

Kekayaan sejarah dan budaya Sawahlunto yang tercermin dari berbagai kisah sejarah dari para pelakunya sendiri, yaitu masyarakat Sawahlunto dihadirkan dalam sebuah pameran temporer bertajuk ‘Carito dari Ombilin’ bertempat di Museum Goedang Ransoem, Kamis 13 April 2023.

“Pameran temporer yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Sawahlunto dan rencananya akan diselenggarakan selama enam bulan penuh ini, mengangkat kisah-kisah yang dikumpulkan melalui kegiatan Penelusuran Sejarah Lisan yang merupakan salah satu kegiatan penyusunan Dokumen Strategi Interpretasi Situs Tambang dan Kota Perusahaan atau Area A Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS)” kata Koordinator Pengembangan Dokumen Interpretasi Warisan Budaya Tambang Ombilin Sawahlunto, UNESCO Office Jakarta, Rizky fardhyan.

Lebih jauh Rizky fardhyan pada pengantarnya dalam Launching “Carito Dari Ombilin” tersebut mengungkapkan, ” pameran ini terselenggara atas kerja sama Pemerintah Kota Sawahlunto melalui Dinas Kebudayaan dan UNESCO yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Pemerintah Belanda melalui Netherlands Funds-in-Trust. Southeast Asia Museum Services (SEAMS) bertindak sebagai mitra pelaksana yang ditunjuk untuk pelaksanaan proyek.

Prof. Dr. Erwiza Erman, ilmuwan peneliti utama pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dikenal sebagai ahli sejarah, dalam paparannya mengenai arti penting sejarah Sawahlunto pada acara tersebut menuturkan bahwa kehadirannya kali ini membangkitkan kenangan saat ia pertama kalinya menapakkan kaki ke kota tambang tersebut.

“Kota yang sangat unik. Teringat saat pertama kalinya kesini saya mampir makan pecal di pasar terdengar mereka berbicara dalam bahasa Jawa dan minang. Mereka mengaku berasal dari keturunan buruh tambang Ombilin yang didatangkan Belanda dari Jawa, Bugis, Madura dll sebagai tahanan politik, buruh kontrak dan pekerja bebas” kata Erwiza.

“Kota yang berdiri dari perpaduan berbagai etnis, suku, bangsa dan agama yang kesemuanya membaur dan menyatu secara harmonis (walaupun awalnya mereka terpisah karena tinggal di Tangsi yang berbeda) tanpa sekat budaya dan lainnya sehingga menghasilkan bahasa tersendiri yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda yaitu “Bahasa Tangsi”.

Lebih jauh ahli sejarah yang familiar disapa buk Eng ini menuturkan, tak hanya dari dalam negeri, orang – orang Eropa pun membaur dan bersosialisasi dengan kearifan lokal, mulai dari berburu hingga menyukai makanan daerah yaitu Jariang (jengkol).

Selain keunikan dalam segi budaya, daerah yang dikenal sebagai kota orang rantai, yaitu orang – orang yang dikirim dari berbagai penjara di Indonesia untuk bekerja dalam lobang – lobang tambang dengan dirantai leher, tangan dan kakinya ini juga dikenal sebagai kota dengan penerapan tekhnologi termodern pada jamannya.

Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta SH dalam sambutannya secara resmi menyampaikan bahwa keberadaan kota ini tidak terlepas dari keberadaan tambang batubara Ombilin dengan penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku dan bangsa.

“Perpaduan tersebut hingga kini menjadi hal yang patut kita tiru , hidup rukun dan damai meskipun berasal dari daerah berbeda – beda seperti yang dituturkan oleh dua narasumber terdahulu” kata Deri Asta.

“Kami berharap kepada warga yang hadir, jika kita ingin mempromosikan Sawahlunto kita mesti bersedia menjadi agen yang menceritakan dan menggambarkan tentang Sawahlunto sehingga potensi besar ini lebih terekspose”

“Terimakasih kepada UNESCO beserta Tim dari SEAMS Yang telah banyak melakukan kegiatan – kegiatan dalam menggali dan mempromosikan kota Sawahlunto” pungkas Wako Deri Asta.

Launching pameran tersebut juga menghadirkan 2 (dua) dari 25 (dua puluh lima) narasumber penutur kisah dan dilanjutkan dengan Tour pameran “Carito dari Ombilin” Museum Gudang Ransum, ramah tamah serta buka puasa bersama.

*marjafri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

iklan

iklan

Latest