Sabtu, Juli 27, 2024

Ngabuburit Cerdas Ala Komunitas Kolam Baca

More articles

Sawahlunto,metrotalenta.online–Banyak cara untuk menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan, mulai dari jalan – jalan sore, tidur atau aktifitas lainnya yang bersifat pribadi maupun sosial kemasyarakatan seperti yang di gagas oléh Komunitas Kolam Baca pimpinan Raja Syekh Anugrah, Mahasiswa S1 Program Studi Neuropsikologi Universitas Insan Cita Indonesia.

Bersama rekan – rekan sesama anggota komunitas Literasi tersebut, anak muda yang mengisi waktu liburnya di kota kelahiran nya yaitu Sawahlunto menyelenggarakan serangkaian kegiatan bertajuk “Diskusi Kolam Kopi” yang pada hari ini, Sabtu (30/03/2024) sudah memasuki sesi #8 .

“Diskusi Kolam Kopi #8 bertema Critical Thinking Perlukah Dibangun ? menghadirkan dua narasumber yaitu Trisna Ayu Wandira (Mahasiswi Magister Bioteknologi IPB University & Awardee LPDP RI) sebagai Narsum 1 dan Gennta Rahmad Putra (Mahasiswa Magister Ilmu Politik Univ. Andalas Padang) sebagai Narsum kedua dengan di moderatori oléh Rahmanda Adilah
(Ketua Umum FAKA Sawahlunto & Youth of Kolam Baca)

Dalam materinya usai pembukaan kegiatan berupa pembacaan puisi oléh Hafizah Atikah Zahra, Narsum pertama memaparkan bahwa Critical Thinking adalah merupakan suatu proses berpikir secara intelektual dan keterampilan untuk mengevaluasi ataupun untuk mendefinisikan sesuatu.

“Ada tiga manfaat dari proses Critical Thinking ini, pertama membangun Learning yang baik, kedua Growing dan yang ketiga adalah Colaborating” kata Trisna Ayu Wandira.

Dia melanjutkan, saat ini kita berada di jaman yang serba canggih dimana kita bisa mengakses informasi darimana dan dimana saja dengan Handphone dimiliki.

Dari sekian banyak informasi yang beredar tentu ada yang valid dan sebaliknya ada juga yang tidak valid (Hoak), untuk itulah kita dituntut untuk dapat berfikir secara rasional dengan menerapkan Critical Thinking tadi.

Sementara itu, narasumber kedua dalam paparannya menyampaikan perlunya generasi muda untuk berfikir kritis.

“Sebenarnya sejak dilahirkan kedunia ini, kita telah dan selalu melalui tahapan – tahapan yang mencerminkan sikap kritis, serba ingin tahu, membandingkan serta mencari dan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah” tutur Rahmanda Adilah.

“Critical Thinking yang baik lahir dari hasil analisa pikiran – pikiran sendiri, indeoendent tidak terpengaruh oléh orang lain sehingga prosesnya bermuara pada penyelesaian masalah” katanya.

Dalam bincang ringan bersama ketua komunitas, Raja Syekh Anugrah mengungkapkan bahwa Tradisi berpikir kritis bukan hanya ketentuan umum yang mesti dimiliki oleh seorang intelektual-akademis. Namun juga pemuda, pelajar, mahasiswa bahkan masyarakat umum.

“Berpikir kritis atau Critical Thinking itu, secara sederhana tentang bagaimana kita sebagai individu mampu menelaah, menyerap, dan mengalisis suatu sumber informasi, Kemudian mengajukan pertanyaan untuk menguji kebenarannya”

“Dikuatkan oleh Barry K. Beyer (1995) bahwa berpikir kritis berarti membuat penilaian yang jelas dan beralasan. Selama proses berpikir kritis, ide-ide harus beralasan, dipikirkan dengan baik, dan dinilai” pungkas Raja.

*marjafri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

iklan

iklan

Latest