Sawahlunto,metrotalenta.online—-Hari kedua gelaran Galanggang Arang “Anak Nagari Merawat Warisan Dunia” #3 kota Sawahlunto yang digagas oléh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerjasama dengan Kurator pimpinan Edi Utama menampilkan kesenian tradisional khas Silungkang kota Sawahlunto yaitu Talempong Batuang, bertempat di kawasan cagar budaya Silo Saringan, Kamis (4 Juli 2024)
Kesenian yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) ini awalnya terdiri dari satu ensambel alat musik berbahan baku utama dari Bambu yang kemudian dimodifikasi menjadi ensambel yang inovatif dalam skala yang lebih besar dan kompleks.
Instrumen – instrument pengembangan ini merupakan gagasan Tim Peneliti dan Dinas Pariwisata & Kebudayaan Sawahlunto bersama Tim Pakar Organologi dan Seni Pertunjukan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang yang dimulai pada tahun 2012 – 2013. Gagasan inilah yang akhirnya dilanjutkan untuk dilakukan pengembangan dan pemanfaatannya guna upaya pemajuan kebudayaan terhadap kesenian tradisional Talempong Batuang.
Dalam penampilan perdananya malam ini, ansamble Talempong Batuang tersebut membawakan 2 buah arransemen lagu yakni Lagu Minangkabau ciptaan NN dan Lagu Mutiara Minang yang menceritakan tentang kekayaan batubara di Kota Sawahlunto.
Lagu ini dikarang oleh seorang musisi lokal asli Kota Sawahlunto yakni Rollis Koto. Kedua lagu ini diarransemen oleh Martin Noval, S. Sn dan Yogi Andika H, S. Sn dan dimainkan oleh siswa-siswi SLTP se-derajat se-Kota Sawahlunto.
Selain Talempong Batuang, Galanggang Arang berturut-turut menampilkan kebolehan musisi lokal dan mancanegara yaitu Music of Andes’s mountain, South America by Wilmer Montoya atau yang lebih dikenal Pacha Chalwanka (Peru), Miho dan Katsu (KURI-Jepang) dan Taufik Adam (Indonesia).
*marjafri
