Padang,metrotalenta.online–Dua spanduk berlatar warna merah putih yang terpasang di dekat Masjid Raya Sumbar dan Kantor DPRD Sumbar sempat menarik perhatian masyarakat setempat maupun pengendara yang melintas.
Pasalnya, spanduk itu berisi pernyataan tegas dukungan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat dengan tagline #Aia Bangih Damai & Dukung PSN#
Pada spanduk pertama, dituliskan,” Kalian Hanya Memperdaya Kami Untuk Menolak Proyek Strategis Nasional Dengan Tujuan Mencari Popularitas Dan Panggung Demi Pemilu 2024″.
Sementara, pada spanduk kedua,”Jangan Mau Diprovokasi Oleh Orang Yang Hanya Punya Kepentingan Pribadi Dan Kelompoknya. Ingat! Megara Tidak Akan Menyengsarakan Rakyatnya”.
Kepala Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Zainarlis mengaku prihatian dan menyayangkan adannya aksi unjuk rasa sejumlah orang yang mengatasnamakan Air Bangis, beberapa waktu lalu di Padang.
Sebab menurut dia, akan ada banyak manfaat yang bisa di dapat jika proyek strategis nasional bisa berjalan di Air Bangis.
“Terlalu banyak manfaatnya untuk masyarakat Air Bangis, untuk masyarakat Pasaman Barat, masyarakat Sumatra Barat, bahkan untuk Indonesia. Kalau menerima baik, mereka yang di sana juga kan mendapatkan fasilitas,” katanya.
Menurut Zainarlis, demo yang dilakukan oleh sejumlah warga itu tidak meyelesaikan masalah. Adapun yang menentang proyek itu kebanyakan adalah pendatang, bukan warga asli Air Bangis. Nah persoalan ini, terjadi sudah cukup lama, lebih dari lima tahun.
“Cuma mereka kan mendengar hasutan-hasutan orang yang punya kepentingan besar di situ. Karena ada orang-orang yang membangun kebun di kawasan hutan Pigogah ratusan hektare,” sambungnya.
Bahkan, dikatakan Zainarlis, sejumlah warga pendatang yang sudah diberikan penjelasan, tidak mau mengerti. Semakin diinformasikan semakin tidak percaya, malah semakin membuka hutan.
“Padahal, pembukaan hutan produksi itu tidak ada perizinannya, alias dibuka secara ilegal. Sekarang pun banyak dari Riau membeli kebun, dijualnya orang sana tanpa diketahui Jorong, ilegal itu,” jelasnya.
Sementara Pengurus Harian Masjid Raya Sumbar, Yuzardi Ma’at mengaku pihaknya kewalahan menghadapi ratusan warga Jorong Pigoga, Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, yang berhari-hari menginap di Masjid Raya Sumbar.
“Selama pendemo menginap di Masjid Raya Sumbar, kenyamanan jamaah terganggu. Jamaah ada yang mengamati banyak warga yang menginap di masjid tersebut justru tidak shalat,” ungkap Yuzardi.
Dikatakan Yuzardi, pada siang hari, kawasan masjid dipenuhi jemuran pakaian. Karena warga tersebut mencuci pakaian dan menjemurnya di kawasan masjid. Pengurus juga kerap mendapati kotoran buang air besar di tempat wudhu.
“Kita jadinya malu sama jamaah dan tamu-tamu dari luar. Kewalahan sekali kami kalau mereka tetap di sini Masjid Raya Sumbar. Berkat bantuan aparat mengamankan masjid ini, kami berterima kasih. Semoga ke depan, tidak ada lagi yang seperti itu,” tutup Yuzardi. (*)