Sawahlunto, metrotalenta.online – Tindaklanjuti proposal pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di kota Sawahlunto, petugas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) lakukan survey lokasi dan pemasaran secara langsung ke lokasi.
Proposal yang diajukan dan diantarkan langsung oléh Walikota Sawahlunto saat itu (tahun 2022) bersama Kadis DKP2LH Sawahlunto, Adrius Putra adalah berupa pembangunan tempat pengolahan Refuse derived fuel (RDF) yaitu teknologi pengolahan sampah anorganik melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil atau dibentuk menjadi pelet yang kemudian dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif dimana bahan bakar ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi, seperti listrik atau panas.
“Pembangunannya tidak hanya berupa fisik bangunan saja tapi lengkap dengan mesin serta peralatan lain yang keseluruhan biayanya bersumber dari anggaran Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK) tutur Windi dari Direktorat Penangan Sampah Kementerian LHK, yang memimpin rombongan meninjau persiapan terakhir lokasi pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sawahlunto, Dusun Kayu Gadang, Desa Santur, Kecamatan Barangin, Senin (29/4/2024).
Usai dari survey lokasi yang dilanjutkan dengan kunjungan ke PLTU Sijantang sebagai salah satu calon Offtaker (pengumpul hasil produksi), Kadis KP2LH, Adrius Putra mengungkapkan bahwa pihak PLTU siap menampung RDF hasil produksi TPST Sawahlunto dengan spesifikasi kadar air minimal 13 persen dengan kalori 3900 hingga 5000.
“PLTU juga menyatakan siap membantu melengkapi atau menambah kapasitas peralatan agar dapat menghasilkan produksi yang lebih besar melalui dana CSR” kata Adrius Putra diruang dinasnya.
“Insyaallah dalam waktu dekat kita akan menandatangani Nota Kesepakatan dengan PLN – PLTU Ombilin Sijantang terkait kerjasama pemanfaatan Co-firing energy (biomassa dan limbah sebagai bahan bakar pengganti batu bara) hasil produksi TPST kita” pungkas Adrius.
*marjafri