Sawahlunto,Metrotalenta.online–Pasca ditetapkannya Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO , berbagai langkah dilakukan untuk pelestarian dan pengembangan Asset yang terdaftar sebagai cagar budaya sehingga dapat berdampak positif terhadap roda perekonomian masyarakat dengan melakukan berbagai terobosan khususnya disektor pariwisata.
Seperti kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia dalam hal percepatan Pariwisata dengan melakukan pemetaan Asset cagar budaya berikut Sumber daya lainnya yang ada di 7 (tujuh Kota kabupaten) yang dilalui WTBOS yang nantinya akan menghasilkan paket – paket perjalanan wisata minat khusus WTBOS .
Untuk itu, Kemenparekraf membentuk tim penyusun yang terdiri dari akademisi , komunitas serta pegiat pariwisata yang bertugas untuk memetakan segenap potensi yang ada dan saat ini tengah melakukan Survey lapangan yang berlangsung dari hari Selasa , 28 Juni hingga hari Sabtu 2 Juli 2022.
Survey tersebut diawali dari kunjungan ke pelabuhan Emmahaven / Teluk Bayur, Silo Gunung, Stasiun – stasiun kereta api yang ada disepanjang jalur rel yang melintasi 7 (tujuh kota/kabupaten) hingga kawasan tambang Batubara yang terletak di Kota Sawahlunto.
Dari hasil survey , terlihat banyak potensi yang dapat menjadi daya tarik untuk mendukung paket wisata ini selain tinggalan WTBOS desa – desa wisata, keragaman seni dan budaya serta kearifan lokal seperti kuliner dan kriya yang apabila dipadu akan menjadi daya tarik luar biasa bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang berkunjung menikmati paket-paket wisata yang disusun ini nantinya, kata Berti Deliani, Sub.Koordinator Produk Dan Promosi Wisata Budaya Kemenparekraf bersama tim yang turun langsung memantau survey tim penyusun ini.
“Jadi nantinya paket wisata ini tidak hanya mengunjungi Asset cagar budaya berupa bangunan fisik saja tapi para wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam berikut kekayaan seni budaya termasuk kuliner dan kriya namun masih berada dalam jalur tinggalan dari WTBOS tersebut “, urai Berti.
Seiring dengan Berti, Teguh Amor Patria, A.Par, PGDip, MPPar , Akademisi / Dosen Universitas Bina Nusantara selaku ketua tim penyusun juga menuturkan , paduan dari segenap potensi yang ada tersebut juga merupakan ciri khas tersendiri dari WTBOS yang terletak di ranah Minang yang dikenal dengan keindahan alam berikut atraksi seni budaya dan kuliner yang tidak terdapat di daerah lainnya.
“Di Padang Panjang ada Desa Wisata Kubu Gadang dengan Silek Lanyahnya, Di Tanah Datar ada Istana Kerajaan plus aneka jenis kuliner khas, Keindahan Danau Singkarak yang meliputi Kabupaten/ Kota Solok dan lainnya” kata Amor.
Sementara itu, Kepala Bidang Peninggalan Bersejarah Dinas Kebudayaan PBP Kota Sawahlunto, Rahmat Gino yang menjadi salah satu tim penyusun mengungkapkan rasa syukurnya atas kegiatan yang digagas Kemenparekraf ini karena dapat menjadi pendongkrak sektor wisata budaya khususnya WTBOS baik itu untuk paket wisata maupun dalam hal pelestarian seperti yang selama ini digelutinya.
“Dengan adanya kegiatan ini tentunya Asset – Asset yang ada akan lebih terlestarikan ditambah lagi keberagaman seni budaya dan kearifan lokal yang ada di Sawahlunto akan lebih tereskspos dan dikenal masyarakat luas bahkan mancanegara” Kata Gino.
“Produk khas Sawahlunto seperti Songket, Kerajinan Batubara, Payung Kote dan lainnya tentu akan lebih dikenal dan diminat sehingga dapat mendongkrak transaksi yang tentunya berdampak positif pada perputaran roda ekonomi masyarakat”.
“Khusus untuk Sawahlunto, tim sudah mewacanakan 4 paket perjalanan wisata yang nantinya akan dikelola langsung oleh masyarakat setempat dimana dalam hal ini oleh Pokdarwis di masing-masing wilayah bersangkutan” urai Rahmat Gino.
Ia juga menyampaikan harapannya kepada Pokdarwis yang terpilih nantinya agar dapat memanfaatkan peluang ini secara maksimal. “Ini momen yang tepat untuk lebih menggairahkan sektor pariwisata yang akan berimbas langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah masing-masing” harap Gino.
*Marjafri