Metrotalenta.online—-Pondok Pesantren Shine Al Falah yang terletak di perkampungan Minangkabau kembali menggelar acara Wisuda Tahfizh Qur’an angkatan ke-IX dan Peringatan Harlah Yayasan Shine Al Falah yang ke-12 pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Sebanyak 138 santri, baik laki-laki maupun perempuan, dari berbagai jenjang pendidikan, mengikuti prosesi wisuda tahfizh Qur’an pada angkatan ke-IX. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Syariat Kamat yang mewakili Pj. Wali Kota Padang, perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag) Padang, Sekretaris Lurah Ikut Koto, serta tamu undangan dan orang tua santri.
Ketua Panitia, Buya Hardy Novendra Malin Ameh, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan wisuda ini. Pada momen bersejarah ini, Shine Al Falah berhasil melahirkan seorang Hafizh, Syaiful Bahri, yang menghafal 30 juz Al-Qur’an. “Kami juga mendorong santri yang saat ini telah menghafal 2 juz untuk terus melanjutkan hafalan mereka dan berkomitmen menjadi santri yang lebih baik,” ujarnya.
Wisuda kali ini diikuti oleh 139 wisudawan yang terdiri dari 43 laki-laki dan 96 perempuan.
Ketua Yayasan Shine Al Falah, Syamsul Akmal, S.Ag., M.M., dalam sambutannya mengajak para wisudawan untuk mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. “Jadikanlah Al-Qur’an sebagai pakaian kita dalam kehidupan, serta amalkan dalam setiap langkah kita,” tuturnya.
Syamsul Akmal juga menyampaikan bahwa pada Harlah ke-12 ini, Yayasan Shine Al Falah telah memiliki masjid dan ruang belajar yang dilengkapi dengan tenaga pengajar berkualitas, banyak di antaranya merupakan lulusan perguruan tinggi negeri ternama di Sumatera Barat. Selain itu, pondok pesantren ini juga menjalin kerja sama dengan pondok pesantren modern di Jawa Barat untuk terus memperbaharui metode pembelajaran yang diterapkan.
Lebih lanjut, Syamsul Akmal menekankan bahwa di Shine Al Falah, para santri tidak hanya diajarkan Al-Qur’an, tetapi juga pendidikan adat Minangkabau, seperti bersurau adat, petatah petitih, pencak silat, sepak rago, dan seni tradisional yang sangat erat kaitannya dengan Islam. “Kami mendidik santri untuk menggabungkan ilmu agama dengan nilai-nilai budaya lokal yang kaya dan luhur,” tutupnya.
(Sony)